hallo hallo doremi hereeee ! ^^
sekarang doremi lagi di jcc nih haha lebih tepatnya di stand "
NUSA MANDIRI" *yeyyy
kali ini doremi lagi mau bahas tentang GO GREEN , simak yaa :D
Sejak isu pemanasan global yang lebih dikenal dengan global warning
ramai dibicarakan orang, baik ditingkat internasional maupun lokal,
secara drastis kesadaran lingkungan menjadi point penting dalam
kehidupan manusia. Tiba-tiba saja gerakan Go Green menjadi begitu
popular dan bergerak secara serempak di hampir seluruh penjuru dunia.
Lalu apa sesungguhnya Go Green itu?
Setiap aspek kehidupan pun dipenuhi dengan gerakan peduli
lingkungan, mulai dari penataan rumah/kantor yang ramah lingkungan,
hingga kebijakan perusahaan yang melabeli diri dengan spanduk Go Green
yang dipasang mencolok di sejumlah kantor dan event kegiatan. Padahal,
dalam beberapa dekade silam, tak banyak pihak yang peduli terhadap isu
ini. Jika pun ada, lebih banyak di dominasi oleh NGO lokal dan
internasional.
Beragam cara pun dilakukan, demi menekan beban
yang harus ditanggung bumi, sebagai akibat dari pemanfaatan teknologi
yang tidak ramah lingkungan. Sudah jadi rahasia umum pula, betapa setiap
tahun laju deforestasi selalu meningkat, sehingga total tutupan hutan
sebagai penyangga kesinambungan ekosistem terganggu, berakibat pada
timbulnya perubahan iklim dan bencana alam, seperti banjir dan longsor.
Belum lagi, buangan gas emisi kendaraan bermotor, rumah tangga dan
pabrik turut andil menjadikan Bumi ini semakin panas.
Secara
umum global warming atau yang lebih dikenal dengan pemanasan global
adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan Bumi. Penyebab utama terjadinya global warming ini adalah
peningkatan efek rumah kaca yang terjadi di bumi. Sehingga jangan heran,
jika hanya dalam hitungan tahun, perubahan suhu di Bumi menanjak
drastis. Hal ini ditandai dengan semakin sedikitnya luas tutupan es di
kutub utara dan selatan, akibat rontoknya es-es dikawasan tersebut.
Padahal, pada awalnya, efek rumah kaca sangat berguna bagi makhluk
hidup di Bumi, karena efek rumah kaca menyebabkan atmosfir bumi menjadi
hangat. Kondisi hangat inilah yang membuat bumi nyaman untuk ditinggali
oleh semua makhluk hidup. Apabila efek rumah kaca ini tidak ada, maka
bumi menjadi planet yang sangat dingin.
Namun, dalam beberapa
tahun terakhir, efek rumah kaca mengalami peningkatan yang signifikan
dalam mengkibatkan terjadinya pemanasan global, yakni meningkatnya suhu
permukaan Bumi dan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim.
Selain itu dapat berakibat pada terganggunya hutan
dan ekosistem lain sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap
karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Salah satu dampak pemanasan global
adalah dengan melihat perilaku orangutan (Pongo Pygmeus) di pedalaman
Kalimantan. Dulu satwa aboreal ini hidup di pucuk-pucuk pohon dengan
memakan buah dan serangga, namun, kini akivitas orangutan lebih banyak
di bawah.
Jika global warming tidak segera diatasi akan
menyebabkan dampak yang lebih besar yakni hilangnya pulau-pulau yang
berakibat pada perubahan wajah peta dunia kita. Bencana ini disebabkan
naiknya permukaan laut akibat mencairnya gunung es di kawasan kutub.
Jika kondisi ini dibiarkan terus, besar kemungkinan generasi mendatang
yang paling menanggung akibatnya.
Lalu, mereka hanya bisa
mendengar legenda tentang keajaiban alam yang tak bisa mereka nikmati.
Berawal dari kesadaran, beberapa ilmuwan di dunia berupaya keras untuk
dapat mengurangi dampak global warming ini, salah satunya dengan
mengkampanyekan gerakan go green.
Secara sederhana, Go Green
itu merupakan propaganda yang biasa digunakan dalam kampanye peduli
lingkungan, atau bisa juga dikatakan sebagai gerakan 'back to basic'
kesadaran lingkungan. Porpaganda ini tujuannya macam-macam, termasuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan.
Praktek dari
wacana ini, termasuk mengurangi konsumsi karbon tiap orang per kapita
(carbon footprint) atas berbagai sumber daya; baik yang tidak bisa
diperbarui seperti; minyak bumi, gas dan mineral, dan sumber daya kritis
seperti pohon, air, lahan marginal, bahan-bahan kimia pembuat
polymer(plastik), dan turunannya.
Sejatinya, gerakan Ini bukan
sekedar gerakan moral dalam membangun kesadaran terhadap lingkungan,
tetapi lebih jauh merupakan gerakan taktis dan strategi guna
mengantisipasi perubahan iklim di masa sekarang dan yang akan datang.
Singkatnya, gerakan Ini tentang suatu era pembaruan pikiran dan
perbuatan konkrit yang taktis untuk mengintegrasikan kehidupan.
Kini, manusia tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat geografis dan batas
negara dalam membangun sebuah kesadaran komunal. Tak dapat dipungkiri,
manusia terdidik yang tinggal di Bumi mulai sadar akan pengtingnya
konsep pembangunan yang berkesinambungan (sustainability). Itulah
paradigma yang terlihat dari fenomena bola salju 'revolusi lingkungan'
sekarang ini.
Meski di tataran ideologis, semua orang percaya
akan kelestarian alam. Pertanyaan turunan yang muncul adalah bagaimana
cara aktualisasinya dalam kehidupan sehari-hari. Mubazir jika kesadaran
itu tidak dipraktekkan.
Umumnya, saat semua orang ditanya
tentang pentingnya penyelamatkan lingkungan, secara serempak pasti
menjawab, YES. Tetapi, mereka belum paham, jika menyelamatkan lingkungan
akan ber dampak pada pengorbankan kesenangan mereka, misalnya
pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, tidak merokok, tidak
menggunakan listrik secara berlebih, hingga pengurangan penggunaan
pendingin ruangan. Atau yang lebih ekstrim, tidak menggunakan
bahan-bahan kimia yang merusak lingkungan.
So, gak salah jika
Go Green merupakan hadiah termahal yang dapat kita berikan pada anak
cucu kita. Konsep Go Green atau kembali ke alam dengan memperhatikan
kondisi lingkungan, sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
mengurangi ancaman pemanasan global.
Karena itu, secara
sistematis ada beberapa prinsip baku yang sudah menjadi semacam acuan
dalam gerakan Go Green di seluruh dunia. Prinsip ini dirangkum dalam
symbol yang gampang diingat, yakni 4R. Adapun 4R yang dapat kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari guna meminimalisir residu atau
hasil akhir adalah:
- Reduce atau yang bisa kita sebut dengan mengurangi adalah upaya
kita dalam kehidupan dalam mengurangi barang-barang ataupun material
yang biasa kita gunakan. Karena dengan meminimalisir hal tersebut akan
dapat mengurangi sampah yang dihasilkannya.
- Reuse atau memakai kembali yaitu dengan cara membeli barang-barang
yang bisa dipakai kembali atau barang yang bukan sekali pakai.
Perkembangan zaman yang semakin maju menciptakan barang-barang sekali
pakai untuk meringankan pekerjaan kita, namun dampak yang dihasilkannya
sangat berbahaya, karena akan menyebabkan menumpuknya sampah dari barang
tersebut.
- Recycle yaitu mendaur ulang, kini sudah banyak cara untuk dapat
memanfaatkan sampah menjadi barang daur ulang yang bernilai, dengan cara
seperti ini kita dapat mengurangi sampah dan menjadikannya barang yang
berharga.
- Replace yang bisa kita artikan dengan mengganti yaitu berusaha
mengganti barang-barang yang merusak lingkungan dengan barang-barang
yang ramah lingkungan, sehingga barang-barang tersebu jika menjadi
sampah dapat di degradasi secara alami.
Dengan 4 prinsip ini, diharapkan beban yang mesti di tanggung
Bumi bisa berkurang, atau setidaknya jumlah buangan hasil akhir tidak
meningkat secara drastis. Oleh karena itu, mari kita budayakan dan
laksanakan gerakan go green, menjadi bagian dari gaya hidup kita. Karena
tidak ada upaya yang paling signifikan, kecuali dimulai dari diri
sendiri. Itu sebabnya, menyelamatkan lingkungan paling efektif dimulai
dari hal-hal kecil. Saatnya mengurangi ancaman global warming dengan
memulai kehidupan yang Go Green.
Referensi:
"KLIK!!"